Mimpi itu datang lagi. Aku semakin terengah-engah berlari mengejarnya. Kenapa dia semakin menjauh? Di dunia nyata, dia tak pernah seperti itu, firasat apa ini, apa yang akan terjadi?
..........
Kulihat sekeliling. Langit yang gelap seakan berputar kencang di atasku, para tetangga melihatku prihatin. Tapi, itu tak menghentikan tangisku yang meledak-ledak.
Lalu, sesaat sorot lampu taksi mengaburkan mataku, kulihat seksama orang yang turun dari taksi itu, Lisa. Dia segera berlari menghampiriku dan merangkulku erat.
Aku pun terjatuh dalam dekapannya, “Aldi, Lis?! Aldi... Dia...”
Aku terus saja meronta dalam dekapannya, menendang-nendangkan kakiku, berteriak-teriak memanggil nama Aldi.