semua hal yg ada dalam hidupku

Senin, 21 Mei 2012

Pidato Abal-Abal


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua,
Hadirin yang berbahagia,
Pertama-tama, izinkan saya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat jualah sehingga saya dapat berdiri di tempat sederhana ini guna menyampaikan beberapa patah kata yang kiranya bermanfaat bagi kita semua.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah cerita tentang kemenangan seorang anak. Suatu ketika, ada seorang anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu mengikuti lomba balap mobil-mobilan rancangan sendiri. Sebutlah namanya, Budi. Mobil-mobilan Budi merupakan mobi-mobilan yang paling sederhana karena hanya terbuat dari kayu. Sebelum dimulainya perlombaan, Budi menengadahkan tangannya dan tampak berkomat kamit. Alhasil, ternyata dengan kesederhanaannya, namun diikuti tekad yang kuat untuk menang, Budi berhasil keluar sebagai juara.
Lalu, seorang anak lain bertanya padanya, “Tadi, kau pasti berdoa agar kau dimenangkan”. Budi kemudian berkata, “Aku memang memiliki keinginan untuk menang, tetapi bukan itu yang aku minta dalam doaku. Aku hanya meminta pada Yang Di Atas agar jika aku kalah nantinya, aku diberi kekuatan untuk tidak menangis.”
Nah, dari cerita saya tadi kita dapat mengambil pelajaran bahwa sesulit apapun hambatan yang ada di depan kita, kita harus tetap menghadapinya. Namun, tidak lupa bahwa dari semua itu, ada Tuhan sebagai penentu akhirnya.
Seperti halnya baru-baru ini, tanggal 10 November yang lalu merupakan Hari Pahlawan. Hari di mana kita hendaknya mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang bagi tanah air tercinta. Saya beri contoh, Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman Siswa yang dikenal dengan filsafat ”Tut Wuri Handayani”nya.
Becermin dari sosok Ki Hajar Dewantara, kita hendaknya menanyakan pada diri sendiri, “apakah yang telah saya sumbangkan bagi negara ini?”, bukannya terus menuntut untuk memperoleh yang terbaik tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat. Sebagai seorang siswa yang beruntung masih dapat menikmati yang namanya “pendidikan”, kita seharusnya memberikan kontribusi bagi negara ini dengan cara belajar bersungguh-sungguh guna memajukan pendidikan di negara kita.
Seperti kisah anak tadi yang memiliki tekad kuat, meskipun dengan segala kesederhanaannya. Di sisi lain, dia pun tetap berdoa pada Tuhan dan tidak menjadi sombong ketika sudah berada di puncak. Karena itu, saya harapkan kepada kita semua, khususnya kepada teman-teman dan adik-adik kelas agar terus belajar dengan sungguh-sungguh disertai doa karena sesungguhnya usaha tanpa doa itu bagai sayur tanpa garam.
Yah, itulah tadi penyampaian sederhana dari saya. Namun, kiranya dapat menjadi renungan bagi kita semua untuk terus berusaha dan berdoa agar dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi tanah air tercinta.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas perhatian kalian.
Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar